Wednesday, April 2, 2014

NEMATODA JARINGAN DAN DARAH

Pendahuluan

Nematoda jaringan dan darah termasuk dalam famili Filaridae karena itu disebut juga dengan cacing Filaria. Cacing Filaria mempunyai lebih dari 200 spesies namun hanya beberapa di antaranya yang terdapat pada manusia. Spesies filaria yang paling sering menginfeksi manusia adalah :
  1. Wuchereria bancrofti
  2. Brugia malayi
  3. Brugia timori
  4. Onchocerca volvulus
Cacing dewasa hidup dalam sistem limfatik, kulit bagian subkutan dan jaringan ikat. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria (prelarva) yang masih mempunyai selaput (sarung) atau selaputnya dapat terlepas (tidak bersarung). Mikrofilaria ini sangat aktif, bentuknya seperti benang dan dapat ditemukan dalam darah perifer atau jaringan kulit.

Cara filaria menginfeksi manusia adalah melalui gigitan vektor Artropoda misalnya nyamuk. Vektor ini menjadi infektif karena menelan mikrofilaria yang berada dalam darah mamalia. Setiap filaria memiliki siklus hidup yang kompleks. Infeksi pada manusia terjadi apabila terpapar larva infektif secara intensif dalam jangka waktu yang lama. Setelah pemaparan diperlukan waktu bertahun-tahun untuk terjadi perubahan patologis yang nyata pada manusia.

Berdasarkan keberadaan mikrofilaria dalam sistes sirkulasi (peredaran darah), tiap spesies filaria memiliki periode munculnya yaitu :
  • Bila mikrofilaria berada dalam darah pada malam hari disebut periode nokturna
  • Bila mikrofilaria berada dalam darah pada siang hari disebut periode diurna
  • Bila muncul pada setiap saat disebut nonperiodik
Kumpulan penyakit yang disebabkan oleh filaria disebut filariasis, namun masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.



Siklus Hidup
 
Mikrofilaria berada dalam darah HOSPES UTAMA => masuk ke tubuh HOSPES INTERMEDIET melalui gigitan => Tumbuh menjadi larva dalam jaringan otot => masuk kembali ke dalam tubuh HOSPES UTAMA => menjadi dewasa

Siklus hidup filaria


Wuchereria bancrofti
  • Hospes utama : manusia
  • Hospes intermediet/perantara : nyamuk
  • Penyakit yang disebabkannya : Filariasis bancrofti
  • Terdapat di Asia tenggara

MORFOLOGICacing dewasa Wuchereria bancrofti berbentuk seperti benang dan berwarna putih kekuningan. Cacing betina memiliki ekor lurus dan uterus berpasangan, sedangkan cacing jantan memiliki ekor melingkar dan memiliki dua spikula.
Perbandingan ukuran Wuchereria bancrofti dengan mistar

 
Cacing betina dan cacing jantan Wuchereria bancrofti

SIKLUS HIDUP
Mikrofilaria => Nyamuk => Berkembang menjadi LARVA => infektif => Masuk ke dalam tubuh manusia => Filaria dewasa


PENYAKIT YANG DISEBABKAN
  • Pada stadium akut : limfadenitis,  limfadenitis retrograd, dan elefantiasis
  • Dapat mengenai alat genital
Limfadenitis pada Wuchereria bancrofti sampai ke alat genital
EPIDEMIOLOGI
  • Banyak ditemukan di pedesaan dan perkotaan
  • Di Indonesia banyak ditemukan di pedesaan
  • Vektor di perkotaan : nyamuk CULEX QUINGUEFASCIATUS
  • Vektor di pedesaan : nyamuk ANOPHELES Sp. dan AEDES Sp.
  • Prevalensi tinggi pada masyarakat dengan sosio ekonomi rendah


 BRUGIA MALAYI DAN BRUGIA TIMORI
(MALAYAN FILARIAL WORM)
  • B. Malayi => hospes utama : manusia dan mamalia (kera, anjing, kucing)
  • B. timori => Hanya pada manusia
  • Penyakit yang disebabkan disebut Filariasis Malayi dan Filariasis Timori
  • Cacing dewasa hidung di SALURAN dan KELENJAR LIMFE
  • Terdapat di negara-negara Asia
  • Khusus INDONESIA B. Timori ditemukan di  Pulau Timor, Rote, Flores, Alor, dan Kepulauan NTT
MORFOLOGI
  • Cacing dewasa berbentuk silindrik seperti benang
  • Warna putih kekuningan
  • Cacing betina berekor lurus
  • Cacing jantan berekor melingkar dengan 2 spikula di ujungnya
  • Mirip Wuchereria bancrofti hanya lebih pendek
SIKLUS HIDUP
  • Nokturna dan nonperiodik
  • Yang hidup pada manusia ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris
  • Yang hidup pada manusia dan mamalia ditularkan oleh nyamuk Mansonia Sp.
  • Masa hidup larva dalam tubuh vektor 10 hari
  • Menjadi dewasa dalam tubuh hospes utama dalam 3 bulan

Siklus hidup Brugia malayi

PENYAKIT YANG DISEBABKAN
  • Limfangitis retrograd
  • Elefantiasis
  • TIDAK PADA ALAT GENITAL
  • Organ yang paling sering terkena : Kelenjar limfe tungkai, kelenjar limfe ketiak, dan kelenjar limfe lengan
Limfadenitis (elefantiasis) pada tungkai oleh Brugia malayi
EPIDEMIOLOGI
Filaria ini tidak ditemukan di perkotaan, dan hanya terdapat di daeran pedesaan karena nyamuk vektornya hidup di rawa-rawa dan sawah di pedesaan.

Faktor yang berperan pada penyakit ini:
  1. Sanitasi
  2. Kebiasaan
  3. Sosial ekonomi


MANZONELLA OZZARDI
(FILARIA OZZARDI)

Hospes utama : MANUSIA
Hospes perantara : Simulium Sp dan Culicoides Sp.
Filaria ini hanya ditemukan di daerah Hindia Barat, Amerika Tengah dan Amerika Selatan

Penyakit yang disebabkan nya tidak disertai gejala serius. Gejala yang muncul mulai dari nyeri ekstremitas, kemerahan, dan demam.

Epidemiologi
Pencegahan bergantung pada pemberantasan vektor



ONCHOCERCA VOLVULUS
(AGENT OF RIVER BLINDNESS)

Tidak ditemukan di INDONESIA
Banyak di Afrika dan Amerika Tengah
Penyakit yang disebabkan disebut ONKOSERSOSIS, BLINDING FILARIASIS atau RIVER BLINDNESS
Vektor : Simulium Sp. (serangga)

MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP
Cacing betina lebih besar dari cacing jantan
Cacing betina menghasilkan 1.000 mikrofilaria/hari
Mikrofilaria sering ditemukan dalam kelenjar limfe, stratum germinativum kulit, dan konjungtiva korneal



ASPEK KLINIS
  • Cacing dewasa tidak patogen
  • Klinis oleh mikrofilaria => migrasi ke kelenjar limfe, organ-organ  viseral, kulit dan mata
Siklus hidup Onchocerca volvulus
Simulium Sp.

 EPIDEMIOLOGI
Banyak ditemukan di dataran tinggi Afrika
Kasus tertinggi di daerah aliran sungai => vektor menyukai daerah seperti ini
Vektor menggigit pada pagi dan sore hari (hari cerah)
Vektor menggigit sepanjang hari (langit berawan dan tempat rindang) 

Patologi River Blindness

No comments:

Post a Comment