Thursday, May 15, 2014

NILAI AKHIR PARASITOLOGI

Berikut nilai akhir mata kuliah Parasitologi yang merupakan hasil gabungan dari nilai kehadiran, nilai kuis, nilai tugas, nilai UTS, nilai UAS, dan nilai ujian Praktikum.


Mahasiswa yang LULUS dengan batas nilai C ( ≥ 56 )

  1. Anjasmoro Abd. Samad   81 (A)
  2. Dewi Safitri Ansar            56 (C)
  3. Fikri Abubakar                 63 (C)
  4. Hisbullah S Zaenal            65 (C)
  5. Idhar A Jumlan                 61 (C)
  6. Nurafni Radji                    61 (C)
  7. Nurlita Arahman               57 (C)
  8. Nurwati Madilao              59 (C)
  9. Putrie Megasari                77 (B)
  10. Rahmat Udin                    62 (C)
  11. Syahbuddin                      59 (C)
  12. Teti Fatimah                     64 (C)
  13. Yuniati                              85 (A)

Mahasiswa yang TIDAK LULUS dengan batas nilai D ( ≤ 55 ) atau E dan TL (Tidak Lulus) karena tidak ikut ujian.
  1.  Asmawati Nurdin               TL
  2. Dahlan Umasangaji            24 (E)
  3. Diana Merliana                    36 (E)
  4. Fina J Duwila                        34 (E)
  5. Fitriyanti Kaidati                 37 (E)
  6. Hisbullah Sidasi                  45 (D)
  7. Ikbal M Kadir                       51 (D)
  8. Indri Yani Hamzah             35 (E)
  9. Irfan M Marajabessi         52 (D)
  10. Juhairiah                               TL
  11. Mahdi Soamole                  TL
  12. Munir Abdul Rahim          28 (E)
  13. Nurnayang Dasri                25 (E)
  14. Nursan Maulur                   25 (E)
  15. Nuraida S Hamisi               50 (D)
  16. Nuryani Tuti                         33 (E)     
  17. Ratih Misrina Idris             35 (E)
  18. Rifaldi M Junaidi                34 (E)
  19. Rudi Christanto                  32 (E)
  20. Rujia Dokulamo                 38 (E)
  21. Rosdiyana Rasyid              TL
  22. Samsir Soleman                 46 (D)
  23. Sarni Kadir                            39 (E)
  24. Sitra Sibua                            24 (E)
  25. Sridewi Hasan                     25 (E)
  26. Sukri Harimun                     19 (E)
  27. Tamim Umar                        21 (E)
  28. Yus Putra F                           32 (E)
  29. Yusrifal Hadi                        53 (D)
  30. Fazrul Mandar                    26 (E)
  31. Fikram S Domo                   TL
  32. Hariati Nurdin                    29 (E)
  33. Harmin Ardi                        26 (E)
  34. Intan Purwasari Saleh    43 (D)
  35. Sanusi Husain                    44 (D) 


Untuk batas nilai mutu yang digunakan adalah :

  0 - 40   = E  (Gagal) MENGULANG
41 - 55   = D  (Kurang) REMEDIAL, MENGULANG
56 - 67   = C  (Cukup)
68 - 78   = B  (Baik)
79 - 100 = A  (Baik sekali)

Karena itu semestinya yang berhak untuk mengikuti REMEDIAL (ujian ulangan) adalah yang memiliki nilai D atau yang sudah lulus tapi ingin mark up nilai. Tapi karena hampir semua nilainya tidak bagus maka saya akan mengadakan REMEDIAL dengan jadwal sebagai berikut :
Hari    : Sabtu, 17 Mei 2014
Waktu : pukul 16.00 - 17.10

Adapun untuk REMEDIAL ketentuan yang berlaku adalah :
NILAI YANG DIAMBIL ADALAH NILAI YANG TERBARU

Sehingga untuk yang ingin mark up apabila nilai REMEDIAL lebih rendah dari nilai sebelumnya tetap akan dipakai nilai yang terbaru. Begitu pula dengan yang lain yang belum lulus.

Thursday, April 24, 2014

TUGAS VI ( no urut absen 45 - 51 )

Terangkan siklus hidup dari masing-masing stadium Trematoda dalam gambar di bawah ini :

Gambar 41 : Yusrifal Hadi



Gambar 42 : Fazrul Mandar


Gambar 43 : Fikram S Domo


Gambar 44 : Hariati Nurdin


Gambar 45 : Harmin Adi


Gambar 46 : Intan Purwasari Saleh


Gambar 47 : Sanusi Husain






 

TUGAS VI ( no urut absen 39 - 44 )

Terangkan siklus hidup dari masing-masing stadium Trematoda dalam gambar di bawah ini :

Gambar 36 : Syahbuddin

Gambar 37 : Tamim Umar


Gambar 38 : Teti Fatimah


Gambar 39 : Yuniati 


Gambar 40 : Yus Putra Fitriyanto


TUGAS VI ( no urut absen 30 - 38 )

Terangkan siklus hidup dari masing-masing stadium Trematoda dalam gambar di bawah ini :

Gambar 27 : Rifaldi M Junaidi


Gambar 28 : Rudi Christanto


Gambar 29 : Rujia Dokulamo


Gambar 30 : Rosdiyana Rasyid


Gambar 31 : Samsir Soleman


Gambar 32 : Sarni Kadir



Gambar 33 : Sitra Sibua


Gambar 34 : Sridewi Hasan



Gambar 35 : Sukri Harimun

TUGAS VI ( no urut absen 19 - 29 )

Terangkan siklus hidup dari masing-masing stadium Trematoda dalam gambar di bawah ini :

Gambar 17 : Munir Abd.Rahim


Gambar 18 : Nurafni Radji



Gambar 19 : Nurlita Arahman


Gambar 20 : Nurnayang Dasri


Gambar 21 : Nurwati Madilao



Gambar 22 : Nursan Maulur


Gambar 23 : Nuraida S Hamisi



Gambar 24 : Nuryani Tuti



Gambar 25 : PutrieMegasari Kharie


Gambar 26 : Rahmat Udin


Gambar 27 : Ratih Misrina Idris

Wednesday, April 23, 2014

TUGAS VI ( no urut absen 11 - 18 )

Terangkan siklus hidup dari masing-masing stadium Trematoda dalam gambar di bawah ini :

Gambar 9 : Hisbullah Sidasi



Gambar 10 : Hisbullah S Zaenal


Gambar 11 : Idhar A Jumlan


Gambar 12 : Ikbal M Kadir


Gambar 13 : Indri Yani Hamzah


Gambar 14 : Irfan M Marajabessi



Gambar 15 : Juhairiah Nurhayati



 Gambar 16 : Mahdi Soamole


TUGAS VI ( no urut absen 1 - 10 )

Terangkan siklus hidup dari masing-masing stadium Trematoda dalam gambar di bawah ini :


Gambar 1 : Anjasmoro Abd. Samad


Gambar 2 : Asmawati Nurdin


Gambar 3 : Dahlan Umasangaji 


Gambar 4 : Dewi Safitri Ansar


Gambar 5 : Diana Merliana 

Gambar 6 : Fikri Abubakar


Gambar 7 : Fina J Duwila


Gambar 8 : Fitriyanti Kaidati




Saturday, April 5, 2014

Cara penilaian hasil akhir berdasarkan persentasi untuk mata kuliah Parasitologi

Untuk mendapatkan nilai akhir dalam bentuk nilai mutu (nilai A, B, C, D, atau E) berdasarkan persentasi adalah :

1. Kehadiran (10%)
2. Nilai Tugas (10%)
3. Nilai Praktikum (5%)
4. Nilai Kuis (10%)
5. UTS (25%)
6. UAS (40%)

1. Kehadiran (10%)
Nilai kehadiran didapat dari :
Jumlah kehadiran selama kuliah dibagi total jumlah pertemuan dikali 10
Misal : kehadiran 5x dari 10x maka penghitungan nilainya adalah :
(5/10) x 10 =5
Maka nilai kehadirannya adalah 5

2. Nilai tugas (10%)
Nilai tugas didapat dari :
Jumlah nilai tugas dibagi banyaknya tugas, dibagi total nilai tertinggi tugas (yaitu 100) dikali 10
Misal : selama kuliah Parasitologi mengerjakan tugas 5x dari 10x tugas yang diberikan, dengan nilai tugas yang dikumpulkan adalah 100, 90, 100, 70, 50 maka penghitungan nilainya adalah :
(100 + 80 + 100 + 60 +80) /10 = 42 lalu
(42/100) x 10 = 4,2
Maka nilai tugasnya adalah 4,2

3. Nilai praktikum (5%)
Nilai praktikum didapat dari :
Jumlah nilai praktikum dibagi nilai tertinggi dalam praktikum (yaitu 100) dikali 5
Misal : Jumlah nilai praktikum 80, maka penghitungan nilainya adalah :
(80/100) x 5 = 4
Maka nilai praktikumnya adalah 4 

4. Nilai kuis (10%)
Nilai  kuis didapat dari :
Jumlah nilai kuis dibagi banyaknya kuis, dibagi total nilai tertinggi kuis (yaitu 100) dikali 10
Misal : selama kuliah Parasitologi mengikuti kuis 5x dari 10x kuis yang diberikan, dengan nilai kuis yang dikumpulkan adalah 80, 60, 70, 80, 50, maka penghitungan nilainya adalah :
(80 + 60 + 70 + 80 + 50) /10 = 34 lalu
(34/100) x 10 = 3,4
Maka nilai kuisnya adalah 3,4

5. UTS (25%)
Nilai UTS adalah nilai UTS yang didapatkan dibagi nilai tertinggi UTS (yaitu 100) dikali 25
Misal : nilai UTS yang didapatkan 80, maka penghitungan nilai UTS nya adalah :
(80/100) x 25 = 20
Maka nilai UTS nya adalah 20

6. UAS (40%)
Nilai UAS adalah nilai UAS yang didapatkan dibagi nilai tertinggi UAS (yaitu 100) dikali 40
Misal : nilai UAS yang didapatkan 90, maka penghitungan nilai UAS nya adalah :
(90/100) x 40 = 36

Total nilai keseluruhan mahasiswa tersebut adalah :
5 + 4,2 + 4 + 3,4 + 20 + 36 = 72,6 (B)


Batas nilai mutu :
  0 - 40   = E  (Gagal) MENGULANG
41 - 55   = D  (Kurang) REMEDIAL, MENGULANG
56 - 67   = C  (Cukup)
68 - 78   = B  (Baik)
79 - 100 = A  (Baik sekali)






Wednesday, April 2, 2014

NEMATODA JARINGAN DAN DARAH

Pendahuluan

Nematoda jaringan dan darah termasuk dalam famili Filaridae karena itu disebut juga dengan cacing Filaria. Cacing Filaria mempunyai lebih dari 200 spesies namun hanya beberapa di antaranya yang terdapat pada manusia. Spesies filaria yang paling sering menginfeksi manusia adalah :
  1. Wuchereria bancrofti
  2. Brugia malayi
  3. Brugia timori
  4. Onchocerca volvulus
Cacing dewasa hidup dalam sistem limfatik, kulit bagian subkutan dan jaringan ikat. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria (prelarva) yang masih mempunyai selaput (sarung) atau selaputnya dapat terlepas (tidak bersarung). Mikrofilaria ini sangat aktif, bentuknya seperti benang dan dapat ditemukan dalam darah perifer atau jaringan kulit.

Cara filaria menginfeksi manusia adalah melalui gigitan vektor Artropoda misalnya nyamuk. Vektor ini menjadi infektif karena menelan mikrofilaria yang berada dalam darah mamalia. Setiap filaria memiliki siklus hidup yang kompleks. Infeksi pada manusia terjadi apabila terpapar larva infektif secara intensif dalam jangka waktu yang lama. Setelah pemaparan diperlukan waktu bertahun-tahun untuk terjadi perubahan patologis yang nyata pada manusia.

Berdasarkan keberadaan mikrofilaria dalam sistes sirkulasi (peredaran darah), tiap spesies filaria memiliki periode munculnya yaitu :
  • Bila mikrofilaria berada dalam darah pada malam hari disebut periode nokturna
  • Bila mikrofilaria berada dalam darah pada siang hari disebut periode diurna
  • Bila muncul pada setiap saat disebut nonperiodik
Kumpulan penyakit yang disebabkan oleh filaria disebut filariasis, namun masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.



Siklus Hidup
 
Mikrofilaria berada dalam darah HOSPES UTAMA => masuk ke tubuh HOSPES INTERMEDIET melalui gigitan => Tumbuh menjadi larva dalam jaringan otot => masuk kembali ke dalam tubuh HOSPES UTAMA => menjadi dewasa

Siklus hidup filaria


Wuchereria bancrofti
  • Hospes utama : manusia
  • Hospes intermediet/perantara : nyamuk
  • Penyakit yang disebabkannya : Filariasis bancrofti
  • Terdapat di Asia tenggara

MORFOLOGICacing dewasa Wuchereria bancrofti berbentuk seperti benang dan berwarna putih kekuningan. Cacing betina memiliki ekor lurus dan uterus berpasangan, sedangkan cacing jantan memiliki ekor melingkar dan memiliki dua spikula.
Perbandingan ukuran Wuchereria bancrofti dengan mistar

 
Cacing betina dan cacing jantan Wuchereria bancrofti

SIKLUS HIDUP
Mikrofilaria => Nyamuk => Berkembang menjadi LARVA => infektif => Masuk ke dalam tubuh manusia => Filaria dewasa


PENYAKIT YANG DISEBABKAN
  • Pada stadium akut : limfadenitis,  limfadenitis retrograd, dan elefantiasis
  • Dapat mengenai alat genital
Limfadenitis pada Wuchereria bancrofti sampai ke alat genital
EPIDEMIOLOGI
  • Banyak ditemukan di pedesaan dan perkotaan
  • Di Indonesia banyak ditemukan di pedesaan
  • Vektor di perkotaan : nyamuk CULEX QUINGUEFASCIATUS
  • Vektor di pedesaan : nyamuk ANOPHELES Sp. dan AEDES Sp.
  • Prevalensi tinggi pada masyarakat dengan sosio ekonomi rendah


 BRUGIA MALAYI DAN BRUGIA TIMORI
(MALAYAN FILARIAL WORM)
  • B. Malayi => hospes utama : manusia dan mamalia (kera, anjing, kucing)
  • B. timori => Hanya pada manusia
  • Penyakit yang disebabkan disebut Filariasis Malayi dan Filariasis Timori
  • Cacing dewasa hidung di SALURAN dan KELENJAR LIMFE
  • Terdapat di negara-negara Asia
  • Khusus INDONESIA B. Timori ditemukan di  Pulau Timor, Rote, Flores, Alor, dan Kepulauan NTT
MORFOLOGI
  • Cacing dewasa berbentuk silindrik seperti benang
  • Warna putih kekuningan
  • Cacing betina berekor lurus
  • Cacing jantan berekor melingkar dengan 2 spikula di ujungnya
  • Mirip Wuchereria bancrofti hanya lebih pendek
SIKLUS HIDUP
  • Nokturna dan nonperiodik
  • Yang hidup pada manusia ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris
  • Yang hidup pada manusia dan mamalia ditularkan oleh nyamuk Mansonia Sp.
  • Masa hidup larva dalam tubuh vektor 10 hari
  • Menjadi dewasa dalam tubuh hospes utama dalam 3 bulan

Siklus hidup Brugia malayi

PENYAKIT YANG DISEBABKAN
  • Limfangitis retrograd
  • Elefantiasis
  • TIDAK PADA ALAT GENITAL
  • Organ yang paling sering terkena : Kelenjar limfe tungkai, kelenjar limfe ketiak, dan kelenjar limfe lengan
Limfadenitis (elefantiasis) pada tungkai oleh Brugia malayi
EPIDEMIOLOGI
Filaria ini tidak ditemukan di perkotaan, dan hanya terdapat di daeran pedesaan karena nyamuk vektornya hidup di rawa-rawa dan sawah di pedesaan.

Faktor yang berperan pada penyakit ini:
  1. Sanitasi
  2. Kebiasaan
  3. Sosial ekonomi


MANZONELLA OZZARDI
(FILARIA OZZARDI)

Hospes utama : MANUSIA
Hospes perantara : Simulium Sp dan Culicoides Sp.
Filaria ini hanya ditemukan di daerah Hindia Barat, Amerika Tengah dan Amerika Selatan

Penyakit yang disebabkan nya tidak disertai gejala serius. Gejala yang muncul mulai dari nyeri ekstremitas, kemerahan, dan demam.

Epidemiologi
Pencegahan bergantung pada pemberantasan vektor



ONCHOCERCA VOLVULUS
(AGENT OF RIVER BLINDNESS)

Tidak ditemukan di INDONESIA
Banyak di Afrika dan Amerika Tengah
Penyakit yang disebabkan disebut ONKOSERSOSIS, BLINDING FILARIASIS atau RIVER BLINDNESS
Vektor : Simulium Sp. (serangga)

MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP
Cacing betina lebih besar dari cacing jantan
Cacing betina menghasilkan 1.000 mikrofilaria/hari
Mikrofilaria sering ditemukan dalam kelenjar limfe, stratum germinativum kulit, dan konjungtiva korneal



ASPEK KLINIS
  • Cacing dewasa tidak patogen
  • Klinis oleh mikrofilaria => migrasi ke kelenjar limfe, organ-organ  viseral, kulit dan mata
Siklus hidup Onchocerca volvulus
Simulium Sp.

 EPIDEMIOLOGI
Banyak ditemukan di dataran tinggi Afrika
Kasus tertinggi di daerah aliran sungai => vektor menyukai daerah seperti ini
Vektor menggigit pada pagi dan sore hari (hari cerah)
Vektor menggigit sepanjang hari (langit berawan dan tempat rindang) 

Patologi River Blindness